MAKALAH ANTROPOLOGI






MAKALAH





 


Disusun oleh:



NAMA      : SALDI
NIM           : 21406028
KELAS      : REGULER A



















KATA PENGANTAR


Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat rahmat, hidayahnya, penulis telasmampu menyelesaiakan sebuah makalah yang berjudul antropologi. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah antropologi.
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
            Makalahinibukanlahkarya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.















i



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A.    ASAS DAN ILMU ANTROPOLOGI.......................................................................2
B.     MANUSIA DAN MAKHLUK..................................................................................3
C.     KEPRIBADIAN.........................................................................................................3
D.    KEHIDUPAN KOLEKTIF DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT.......................4
E.     KEBUDAYAAN........................................................................................................5

BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN..........................................................................................................6
B.     SARAN.......................................................................................................................6



  










ii




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang digunakan


B.  Rumusan masalah
A.    ASAS DAN ILMU ANTROPOLOGI
B.     MANUSIA DAN MAKHLUK
C.     KEPRIBADIAN
D.    KEHIDUPAN KOLEKTIF DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
E.     KEBUDAYAAN

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    ASAS DAN ILMU ANTROPOLOGI

Fase-fase perkembangan ilmu antropologi terbagi menjadi empat fase.
Fase Pertama yaitu sekitar abad ke-15. Kedatangan bangsa Eropa ke Afrika, Asia dan Amerika ternyata membawa pengaruh bagi suku bangsa di ketiga benua tersebut. Saat itu pula muncul tulisan-tulisan tangan dari bangsa Eropa dalam bentuk kisah perjalanan, laporan dan sebagainya yang berupa deskripsi tentang adat-istiadat dan ciri-ciri masyarakat dari suku-suku di ketiga benua tadi. Tetapi deskripsi tersebut banyak yang tidak jelas/kabur, tidak teliti dan sebagainya, meskipun ada yang baik dan teliti. Dalam pandangan terpelajar Eropa, ada 3 sikap bertentangan terhadap suku-bangsa tersebut.
1. Ada yang berpandangan bahwa mereka bukan manusia, tetapi manusia liar keturunan iblis dan sebagainya. Maka timbullah istilah-istilah seperti savages, primitives, untuk menyebut bangsa-bangsa lain.
2. Mereka adalah masyarakat yang masih murni, belum mengenal kejahatan dan keburukan seperti di Eropa.
3. Dan ada yang tertarik akan adat-istiadat aneh dari kebudayaan suku-bangsa tersebut dan mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa tersebut.
Fase Kedua yaitu sekitar pertengahan abad ke-19. Kebudayaan manusia berevolusi sangat lambat selama beribu-ribu tahun, kebudayaan tertinggi dalam masyarakat hidup di Eropa, sedangkan yang rendah di luar Eropa. Timbulnya karangan pada 1860, yang mengklasifikasikan bahan tentang beragam kebudayaan di seluruh dunia ke dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu, maka muncul ilmu antropologi. Dalam fase ini, antropologi berupa ilmu yang akademikal dengan tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga pada awal abad ke-20. Sebagian negara penjajah di Eropa berhasil mencapai kemantapan kekuasaannya di luar Eropa. Berkaitan dengan itu, mempelajari bangsa di luar Eropa penting karena bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks. Ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat di luar Eropa guna kepentingan kolonial serta untuk mendapat pengertian tentang masyarakat kompleks masa kini.
Fase Keempat sesudah tahun 1930an. Dalam fase ini antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas. Warisan dari fase-fase sebelumnya berupa bahan etnografi dan metode ilmiah, tidak dibuang begitu saja, tetapi dipakai sebagai landasan bagi perkembangannya yang baru. Antropologi pada fase ini memiliki tujuan akademikal, yaitu mencapai pengertian tentang manusia pada umumnya dengan mempelajari keragamannya. Dan tujuan praktisnya, yaitu mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat.






2
B.     MANUSIA DAN MAKHLUK


Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dansistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Dalam kelindan berbagai keterciptaan itulah ilmu pengetahuan terbukti memainkan peranan signifikan.
Ilmu pengetahuan tidak hanya dapat dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori ilmiah sebagai hasil statis kegiatan utamanya. Ilmu pengetahuan harus dipandang juga sebagai sebuah proses, sebuah kegiatan, dan tentu saja sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh para ilmuwan. Mahasiswa yang akan diorientasikan  untuk menjadi sosok ilmuwan yang peka atas permasalahan sosial kemasyarakatan diharapkan mampu larut dalam proses keterciptaan ilmu pengetahuan tersebut.
Kemampuan untuk larut tersebut harus dimulai dengan mengetahui dan memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan melalui kemampuan “membaca” berbagai hasil teori dan kajian ilmu sosial, untuk kemudian mampu melihat relevansi dan aplikasinya dengan fenomena dan problema sosial kontemporer. Pada tataran selanjutnya pemahaman itu akan menggerakkan kemampuan untuk berproses dalam keterciptaan ilmu pengetahuan. Artinya pada simpul akhir mahasiswa tidak menerima begitu saja teori dan hukum ilmiah yang telah ada, melainkan mampu melahirkan teori dan kajian-kajian atas fenomena sosial sebagai karya personal mereka. Mata kuliah ISD menjadi mata kuliah pengantar demi tujuan tersebut.


C.     KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.[1] Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.[1]
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.


3
D.    KEHIDUPAN KOLEKTIF DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

A.Kehidupan Kolektif
Pengertian dari pada kolektif ialah saling keterkaitan satu sama lain.Dengan kata lain tidak ada kehidupan  kolektif jika tidak ada kebersamaan.Selain manusia di sekilling kita terdapat banyak primata yang menggunakan konsep kehidupan kolektif dalam strukturnya.Masing-masing strukur tersebut apabila diamati,tampak ada kinerja yang mandiri dan kinerja kelompok yang salina menunjang.Ada individu yang secara khusus menjaga sarang dari makhluk lain,ada pekerja yang khusus mencari makan and ada individu yang menghasilkan madu.Dari pengamatan sederhana terhadap kelompok makhluk-makhluk di muka bumi  termasuk manusia,terdapat suatu cari kehidupan kolektif yang melekat seperti: 
  1)Pembagian kerja dalam mengadakan fungsi hidup
  2)Ada ketergantungan individu antara yang satu dengan yang lain karena adanya pembagian kerja
  3)Adanya kerjasama, adanya ketergantungan, kerjasama antar individu dan kelompok .
  4)Komunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain.
  5)Diskriminasi.
B.Kehidupan masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik merupakan hasil dari hubungan yang baik antara individu dengan individu dan di dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.



4
E.     KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.




5
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Pengertian dari pada kolektif ialah saling keterkaitan satu sama lain.Dengan kata lain tidak ada kehidupan  kolektif jika tidak ada kebersamaan.Selain manusia di sekilling kita terdapat banyak primata yang menggunakan konsep kehidupan kolektif dalam strukturnya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

B.     SARAN
            Penulis menyarankan supaya kita semua baik penulis maupun pembaca mau untuk menjaga budaya kita  dan janganlah menghilangkannya Karena itu merupakan hal yang sangat berharga sekali.Penulis juga menyarankan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan masalah budaya khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini






6